Senin, September 16, 2024
Ilmu TambangBerburu Logam Tanah Jarang dari Abu Batubara

Berburu Logam Tanah Jarang dari Abu Batubara

Limbah sisa pembangkit listrik berupa abu batubara yang selama ini dipandang sebelah mata, ternyata memiliki kandungan unsur logam tanah jarang yang berharga di dalamnya. Lewat ekstraksi tertentu, perburuan logam tanah jarang yang langka ini akan sekaligus menjawab masalah lingkungan akibat abu batubara yang terus menumpuk.

Pembakaran batubara yang tengah mengalami penolakan karena dinilai dapat membahayakan lingkungan hidup ini menyimpan kandungan logam langka alias rare earth yang ramai diburu industri dunia.

Penemuan tersebut diungkapkan berdasarkan Kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.

Logam tanah jarang dapat digunakan sebagai bahan baku perangkat berteknologi tinggi seperti pesawat tanpa awak atau drone, senjata, kapal anti radar, dan persenjataan canggih. Logam tanah jarang tergolong langka karena produksinya di dunia sangat terbatas.

Baca Artikel  Tensi Rusia-Ukraina Memanas, Harga Nikel Melesat 2,5%

Abu batubara yang tersusun atas unsur silika, aluminium, besi, dan kapur serta beberapa unsur lainnya seperti titanium, magnesium, dan kalium ini merupakan material anorganik sisa pembakaran batubara yang menghasilkan energi panas serta terbukti memiliki kandungan mineral logam tanah jarang.

Hal ini dibuktikan dengan sampel yang diambil dari pilot plant di Palimanan, Jawa Barat. Lewat analisis XRD, diketahui bahwa abu gasifikasi batubara mengandung mineral monasit-Ce. CePO4 yang merupakan mineral pembawa logam tanah jarang.

Logam tanah jarang akan teruapkan pada suhu tinggi saat proses pembakaran batubara, kemudian terkondensasi kembali saat bergabung dengan partikel padat abu terbang, dan tertangkap oleh unit electrostatic precipitator.

Baca Artikel  Rumah Ibadah Terdalam di Dunia Ada di Indonesia

Logam tanah jarang berupa dysprosium, neodymium, praseodymium, samarium, dan kobal banyak digunakan sebagai bahan baku magnet permanen yang kuat, pembuatan bagian turbin angin, serta bahan baku mobil hibrida. 

Serta logam tanah jarang berupa Nd, Ce, La, Eu, dan Y digunakan sebagai komponen mobil listrik yang tengah gencar digunakan sebagai kendaraan masa depan yang ramah lingkungan.

Jumlah kandungan logam tanah jarang dari abu batubara yang mencapai 14 juta ton per tahun dinilai sebagai sumber yang menjanjikan mengingat kegunaannya menjadi bahan bangunan dan industri.

Baca Juga : Potensi Unsur Tanah Jarang dalam Batubara

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, abu batubara tidak akan lagi mengganggu lingkungan hidup, namun justru dapat menghasilkan sumber logam yang berharga yang menopang kebutuhan pasokan material green energy.

Baca Artikel  Wisata Sejarah ke Museum Timah Indonesia di Muntok

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer