Pandangan Industri pertambangan bagi generasi milenial merupakan sebuah pekerjaan yang dilakukan jauh di dalam hutan dan jauh dari peradaban. Generasi ini memandang, industri ini biasanya lebih banyak dilakukan kaum pria dan memiliki resiko kecelakaan yang tinggi.
Mereka juga berharap pemanfaatan teknologi seperti otomatisasi oleh mesin bisa dimaksimalkan penggunaannya demi menunjang keselamatan para pekerja. Otomatisasi di industri pertambangan menurut mereka bisa membuka banyak peluang kerja baru, terlebih bisa menarik minat kaum wanita untuk bergabung.
Kecanggihan teknologi yang meningkat dengan pesat tentunya mendorong penerapan otomatisasi semakin cepat. Bahkan diperkirakan pada tahun 2050 nanti, industri pertambangan akan sangat mengandalkan teknologi robotik, sehingga operasional pertambangan akan semakin aman dan produktif.
Generasi ini beranggapan, sebaiknya perusahaan tambang pun didorong untuk bisa bekerja sama dengan universitas yang memiliki studi relevan di bidang pertambangan. Dengan demikian, bisa juga membuka peluang ketertarikan dari dari mahasiswa dari universitas tersebut untuk terjun ke industri pertambangan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa generasi millennials sangat mendukung kesetaraan gender dalam bentuk apapun, termasuk dalam pekerjaan. Maka dari itu, bagi mereka industri ini juga perlu memberdayakan peran perempuan di dalamnya
Demi mendukung hal tersebut, Menteri Pertambangan Afrika Selatan Gwede Mantashe dalam sebuah konferensi bahkan menyebut industri tambang telah “keracunan testosterone” atau terlalu banyak laki-laki. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak peran kaum wanita agar citra industri tambang bisa menjadi lebih “ramah” lagi.