Sebuah penelitian di Australia sedang mengembangkan tambang emas dari limbah elektronik. Para ahli geologi Australia telah menemukan bakteri yang dapat mengambil jejak emas dalam limbah elektronik tersebut dan mengubahnya menjadi potongan emas.
Menurut associate professor dari University of Adelaide, Frank Reith, dalam limbah elektronik ada banyak emas dan temuan ini akan sangat berarti bagi perusahaan tambang. Selain itu, ini juga akan mengubah wajah limbah elektronik yang saat ini jumlahnya terus mengkhawatirkan.
Karena itu dibutuhkan teknik tanpa dampak kesehatan, komunitas, atau lingkungan untuk (memulihkan) logam mulia yang ada di smartphone atau komputer semua orang.
Reith dan timnya bergabung dengan sebuah perusahaan rintisan di New Zealand, Mint Innovation, untuk menemukan solusinya.
Perusahaan ini tengah menjalankan program percontohan teknik pemulihan emas limbah elektronik yang direncanakan diluncurkan pada 2019.
Para peneliti juga memeriksa biji emas dari West Coast Creek, anak Sungai Maria di Kilkivan, Queensland, Australia. Hasilnya, mereka menemukan proses daur ulang emas bisa memakan waktu 17-58 tahun.
John Parsons, pemilik lokasi tambang di Kilkivan, menyebut, bakteri yang ditemukan di tanahnya bekerja untuk menyaring mineral lain, seperti perak dan tembaga.
Dalam menemukan bakteri tersebut, Parsons bekerja dengan Reith dan koleganya. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Chemical Geology tahun lalu itu, menggali berapa lama proses penyulingan bakteri berlangsung.
Baca Juga : Gini Lho Cara Pengolahan Limbah Pertambangan Emas
Bakteri ini membuat potongan kecil emas dari hal tersebut, biji demi biji dan lapis demi lapis. Bakteri tersebut memiliki kekuatan untuk mengubah praktik daur ulang limbah elektronik. Proses tersebut mempercepat hingga 10, 20, atau 30 tahun untuk sesuai dengan aplikasi industri.