Desulfurisasi merupakan metode untuk mengurangi kandungan sulfur dengan pemisahan oksida sulfida batubara, salah satu bahan yang biasa digunakan dalam metode ini yakni dengan menggunakan ekstrak buah belimbing wuluh. Ekstrak buah belimbing digunakan karena dinilai memiliki banyak kandungan asam organik dan lebih ramah lingkungan.
Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai proses desulfurisasi batubara adalah dengan mencuci belimbing wuluh menggunakan air bersih kemudian dihaluskan dengan blender.
Setelah itu, saring hingga didapatkan larutan buah belimbing wuluh untuk kemudian batubara juga dihaluskan menggunakan mesin grinding ball mill.
Hasil penggilingan batubara kemudian diayak dan dilakukan pelindian menggunakan larutan ekstrak belimbing.
Desulfurisasi dengan ekstrak buah belimbing terbukti bisa mempengaruhi penurunan sulfur pada batubara dengan variasi waktu dan ukuran butir yang berbeda. Tingkat kehalusan butir menjadi hal yang penting dalam proses desulfurisasi dengan ekstrak belimbing ini.Â
Semakin kecil dan halus ukuran partikel batubara, maka semakin besar luas permukaannya hal ini dikarenakan ukuran partikel berkaitan dengan kondisi fisik dan kimia yang dibutuhkan asam organik, dalam hal ini adalah kandungan dari ekstrak buah belimbing.
Tidak hanya berhasil mengurangi kandungan sulfur yang terdapat pada batubara, proses desulfurisasi dengan ekstrak belimbing juga terbukti bisa menurunkan kandungan abu pada batubara, sehingga dapat meningkatkan nilai karbon tetap (fix carbon).Â
Baca Juga :Â Kisah Pemuda Ubah Bekas Tambang jadi Lahan Produktif
Proses desulfurisasi batubara dengan buah belimbing juga dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak berdampak pada pencemaran lingkungan yang dapat merusak ekosistem jika dibandingkan dengan proses desulfurisasi menggunakan pelarut kimia atau dengan pemanasan.