Metode Geofisika muncul sebagai solusi awal untuk melihat dan mengeksplorasi detail lapisan permukaan dalam memberikan petunjuk persebaran nikel, salah satunya yakni melalui metode GPR (Ground Penetrating Radar). GPR adalah pancaran gelombang elektromagnetik berfrekuensi tinggi ke bawah permukaan.
Gelombang yang dihasilkan oleh GPR akan dikirim ke antena transmitter untuk dipropagasikan ke bawah tanah dengan kecepatan yang dipengaruhi sifat kelistrikan material bawah permukaan yang disebut permitivitas dielektrik.
Penggunaan metode geofisika GPR untuk eksplorasi nikel dianggap optimal karena memancarkan gelombang frekuensi tinggi yang cocok untuk mengidentifikasi area yang dangkal.
Gelombang GPR yang mampu penetrasi ke bawah permukaan hingga sekitar 50 meter, cocok dengan nikel yang biasanya ditemukan pada kedalaman sekitar puluhan meter.
Proses pengolahan data GPR dilakukan dengan menghilangkan gelombang-gelombang yang tidak diinginkan (noise) dan meningkatkan amplitudo sinyal yang lemah di bagian yang dalam.
Kemudian GPR akan menunjukan dengan warna mengenai titik yang terdeteksi memiliki permitivitas dielektrik yang tinggi, yang menunjukkan adanya nikel.
Keberhasilan penggunaan metode geofisika GPR untuk eksplorasi nikel, terutama untuk mendeteksi permitivitas dielektrik biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kandungan air tanah, jenis batuan, dan variasi densitas batuan.
Baca Juga : Hubungan dan Kontribusi Industri Tambang terhadap SDGs 2030
Berdasarkan survei di lapangan untuk eksplorasi nikel ini, GPR mampu dioperasikan di medan yang sulit seperti hutan hujan tropis atau topografi kompleks.
Metode geofisika GPR juga memberikan dampak yang relatif kecil terhadap lingkungan, sehingga GPR bisa menjadi solusi yang efisien dan efektif.