Di tengah tantangan situasi pandemik ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus dorong pemanfaatan teknologi informasi (TI) khususnya untuk industri tambang.
Tekad pemerintah itu diwujudnyatakan dengan cara meningkatan pelayanan melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko.
Manfaat OSS adalah untuk mempermudah perizinan, mislanya jika ada hambatan, pihak pengusaha dapat segera terhubung dengan hotline Ditjen minerba dan dapat menyampaikan keluhan dan masalah yang dihadapi.
Selain itu, penggunaan teknologi informasi ini erat kaitannya dengan aspek pengawasan. Misalnya pada subsektor mineral dan batu bara, pelaporan dilakukan melalui Minerba One Map Indonesia (MOMI), Minerba One Date Indonesia (MODI), Minerba Online Monitoring System (MOMS) dan Modul Verifikasi Penjualan (MVP), E-PNBP dan Sistem Informasi Pencatatan Piutang (SIPP).
Dilihat dari kacamata bisnis, tantangan pandemi justru telah mendorong seluruh stakeholder untuk berinovasi. Salah satu langkahnya adalah dengan mengadopsi teknologi informasi.
Pebisnis juga mengakui bahwa penggunaan teknologi ini dinilai telah mampu meningkatkan efisiensi operasional bisnis di sektor pertambangan, yang bermuara pada peningkatan margin perusahaan.
Baca Juga: Catat! Ini Manfaat Tembaga Bagi Kehidupan Kita
Melalui optimalisasi teknologi ini diharapkan kinerja sektor pertambangan mampu ditingkatkan. Sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional tetap terjaga bahkan semakin meningkat.
Dari segi bisnis, pemanfaatan TI di industri tambang juga sangat membantu perusahaan. Apalagi sekarang di tengah pandemi, perusahaan dituntut terus untuk melakukan inovasi.
Penggunaan teknologi dinilai dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis di sektor pertambangan, yang bermuara pada peningkatan margin perusahaan.