Teknologi Ramah Lingkungan – Pemanfaatan batubara sudah sejak lama dilakukan oleh perusahaan tambang di dunia. Namun, hasil pembakaran batubara yang tidak sempurna kerap menjadi masalah baru bagi lingkungan.
Hal tersebut tentu membuat pemerintah dunia berinovasi membuat terobosan baru untuk mengolah batubara agar ramah lingkungan. Tapi, teknologi apakah itu?
Yes, jawabannya adalah Clean Coal Technology (CCT) atau teknologi batubara bersih. CCT merupakan teknologi untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari pemakaian batubara.
Clean Coal Technology (CCT) T kini tengah dikembangkan di Jerman dan diyakini dapat mengurangi kadar emisi karbon. Melalui penggunaan teknologi CCT tersebut, peluang penguatan harga batubara berpeluang besar untuk menguat.
Sebanyak 100.000 ton batubara dapat diubah menjadi 3.600 miliar metric british thermal unit (mmbtu) per hari.
Teknologi dapat menjadi solusi masalah cadangan batubara sampai tahun 2035, bahkan dapat mengalahkan penggunaan minyak dan gas bumi
Pada September 2008 pembangkit listrik batubara bersih pertama di dunia dioperasikan di Spremberg, Jerman.
Baca Juga: Intip Yuk, Peta Persebaran Tambang di Tanah Air
Pembangkit yang dibangun oleh perusahaan Siemens Jerman ini milik perusahaan Swedia Vattenfall. Pembangkit ini dikenal sebagai Pembangkit Listrik Schwarze Pumpe.
Saat ini di Indonesia sedang mengembangkan teknologi CCT. Salah satunya PLTU Cirebon Power yang sudah menggunakan CCT seperti USC dan SC, yang mampu menekan emisi.
Maka penggunaan teknologi CCT untuk PLTU lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pembangkit listrik dengan sumber energi lainnya.
Pembangunan PLTU batubara dengan menggunakan teknologi efisiensi tinggi CCT merupakan perwujudan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi CO2 (Gas Rumah Kaca-GRK) sebesar 29% di tahun 2030.