Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, keran ekspor batubara Indonesia akan mulai dibuka kembali secara bertahap mulai Rabu, 12 Januari 2022.
Rencana dibukanya kembali keran ekspor batubara dibahas dalam rapat antara tim lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) yaitu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN.
Kebijakan tersebut juga berarti larangan ekspor batubara yang sebelumnya berakhir di Januari 2022 akan dibuka secara bertahap atau gradual dengan melalui berbagai evaluasi..
Luhut juga mengatakan, saat ini pasokan batubara untuk pembangkit listrik dalam negeri mencapai 15 hari operasi menuju 25 hari operasi.
Ke depannya, lanjut Luhut, pemerintah benar-benar akan menyelesaikan masalah pasokan untuk PLN dan IPP.
Salah satunya dengan meniadakan skema penjualan free on board (FOB) melainkan dengan skema cost in insurance and freight (CIF).
Dalam keterangannya, Luhut mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipelajari oleh tim lintas K/L (Kemendag, Kemenko Marves, Kemen ESDM, dan PLN) untuk diputuskan sebelum ekspor dibuka.
Pertama adalah bagaimana mekanisme ekspor ini akan dibuka terkait pemenuhan kewajiban pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMO).
Baca Juga: Mengejutkan! 4 Manfaat Tembaga Bagi Tubuh Kita
Kedua, bagaimana ekspor untuk perusahaan batubara yang tidak memiliki kontrak dengan PLN atau yang spesifikasi batubaranya tidak dibutuhkan PLN.
Seperti diketahui, sebelumnya Kementerian ESDM mengeluarkan kebijakan melarang ekspor batubara selama 1 Januari-31 Januari 2022, menyusul kritisnya pasokan batubara untuk pembangkit listrik dalam negeri.
Tiga negara setidaknya sudah mendesak RI untuk membuka keran ekspor batubaranya lagi, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Filipina.