Tantangan Reklamasi
ilmutambang.com – Lahan bekas tambang yang rusak dapat kembali dijadikan lahan produktif melalui proses reklamasi yang kuat dan ilmu yang mumpuni. Proses ini akan semakin mudah dengan terlebih dahulu memahami tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi.
Permasalahan lahan bekas tambang secara umum berkaitan dengan kerusakan tapak, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Berikut ini beberapa kendala yang sering dihadapi dalam kegiatan reklamasi lahan bekas tambang:
Bentuk Tatanan Lahan Buruk
Secara umum, lahan bekas tambang memiliki karakteristik topografi dan hidrologi yang beragam, tergantung kepada jenis bahan tambang dan cara penambangan yang dilakukan.
Lokasi bekas tambang yang buruk dapat dilihat seperti lahan berombak/bergelombang dengan tumpukan batuan penutup, tailing tersebar sporadis, tekstur dominan sangat kasar atau sangat halus.
Bekas lubang tambang banyak, kecil-kecil dan bertebaran sporadis, batuan penutup bersifat potentially acid forming (PAF), munculnya Air Asam Tambang (AAT), kondisi iklim kering dan bahan amelioran untuk meningkatkan kualitas media tanam sulit didapat.
Kesuburan Tanah Rendah
Tanah di lahan bekas tambang pada umumnya memiliki sifat fisik, kimia dan biologi yang buruk.
Lahan bekas tambang memiliki permasalahan fisik tanah terkait tekstur dan struktur tanah. Permasalahan kimia tanah terkait pH tanah, kekurangan unsur hara dan mineral toxicity, serta permasalahan biologi tanah, yaitu tidak adanya tutupan vegetasi dan tidak adanya mikroorganisme potensial.
Kubangan Raksasa dan Singkapan Lapisan Potentially Acid Forming (PAF)
Kendala utama lahan bekas tambang adalah kubangan raksasa yang dihasilkan dari pengerukan tanah dan bahan tambang terutama untuk tambang batubara.
Kubangan tersebut biasanya berisi air asam tambang di bawah 5 hasil lindian, rembesan dan aliran dari batuan PAF yang menyebabkan asam sulfida teroksidasi karena bereaksi dengan oksigen dan air hujan. Tanah dengan kandungan PAF mustahil untuk ditanami. Oleh karena itu, lubang tersebut harus ditimbun.
Hilangnya Top Soil
Proses penambangan mengakibatkan terangkatnya top soil yang menyebabkan tapak yang tersisa menjadi sangat miskin hara dan susah ditanami. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu dengan mengembalikan top soil agar lahan memiliki tanah yang gembur dan subur.
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan salah satunya yaitu perusahaan tambang membuat “bank tanah” untuk menyimpan top soil sebelum melakukan penambangan
Itulah beberapa kendala dan hambatan yang biasa dihadapi dalam kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Alangkah baiknya perusahaan tambang terlebih dahulu memahami setiap tantangan di lapangan, agar saat proses reklamasi dilakukan dapat berjalan lancar sesuai rencana.