Harga batubara dunia tahun 2022 telah menyentuh titik paling tinggi di sepanjang sejarah. Bahkan sampai Jumat (30/9/2022), di pasar ICE Newcastle masih di atas US$ 400 per ton, yaitu US$ 407,7 per ton.
Salah satu faktor penyebab kenapa harga batubara melambung tinggi karena sejumlah negara di Eropa berhenti membeli batubara dari Rusia sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina.
Perusahaan batubara Indonesia menjadi salah satu pihak yang kejatuhan durian runtuh, yaitu delapan perusahaan melaporkan realisasi harga batubara yang tinggi. Termasuk laba bersih dan arus kas operasional untuk tahun 2021 dan kuartal pertama 2022.
Meski demikian, perusahaan-perusahaan batubara tersebut tidak serta merta melakukan kenaikan kapasitas produksi. Namun dengan beberapa pengecualian, yaitu belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) diutamakan untuk pemeliharaan dan juga dialokasikan ke proyek-proyek non-batu bara.
IEEFA menyoroti bahwa harga batubara kemungkinan masih akan tinggi, karena perubahan arus perdagangan yang disebabkan oleh konflik tersebut. Karena adanya gangguan jadwal pengiriman, maka Korea dan Jepang cenderung mengurangi pasokan batubara dari Rusia. Dan menggantinya dengan batubara dari Indonesia dan Australia.
Untuk jangka panjang, arus perdagangan baru kemungkinan akan membutuhkan waktu untuk penyesuaian, bahkan setelah konflik usai. Maka harga batu bara akan cenderung mengikuti tren selama proses penyesuaian tersebut.
Meskipun Cina dapat mengakhiri larangan tidak resminya atas impor batubara Australia, hal itu tidak akan membantu mengurangi tekanan pasokan. Sebab, sudah ada pembeli batubara Australia sejak larangan itu diberlakukan. Namun dengan harga yang lebih tinggi kemungkinan membuatnya akan dikeluarkan dari pasar Cina.
Jika ada resolusi konflik yang sedang terjadi, ditambah dengan Uni Eropa berkomitmen untuk mendekarbonisasi maka harga batubara kemungkinan akan kembali ke angka normal dari level saat ini dalam jangka panjang.
Melihat harga batubara yang sedang tinggi, maka perusahaan batubara tidak boleh melewatkan kesempatan yang ada untuk melakukan diversifikasi dari batubara, sebelum biaya transisi menjadi lebih tinggi.