Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth merupakan harta karun yang bisa dikatakan super langka. Di Indonesia sendiri, LTJ tersebar di sepanjang jalur timah dan Kalimantan.
Logam tanah jarang dapat dimanfaatkan untuk industri kesehatan, seperti teknologi pendeteksi kanker dan jenis penyakit lagi, sebagai pembangkit listrik, penyimpanan listrik dan pendukung tambang lainnya.
Saat ini logam tanah jarang sedang diburu dunia untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik hingga pesawat luar angkasa.
Logam tanah jarang meliputi 17 unsur kimia yang terjadi bersama-sama dalam tabel periodic dan yang di dalam tabel periodic terletak di tengah (nomor atom 21, 39, dan 57-71).
Golongan ini terdiri dari itrium dan 15 elemen lantanida (lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium).
Skandium ditemukan di sebagian besar endapan unsur rare earth Logam-logam ini memiliki sifat fluoresen, konduktif dan magnet yang tidak biasa.
Harta karun super langka ternyata tidak hanya berada di cebakan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Setidaknya ada 28 lokasi mineral logam tanah jarang yang dapat dieksplorasi.
Baca Juga: Wajib Tahu Nih, Apa Itu Revegetasi Lahan Tambang..
Di Sumatra terdapat setidaknya 19.000 ton logam tanah jarang. Kemudian di Pulau Bangka Belitung sekitar 383.000 ton, serta Kalimantan memiliki minimal 219 ton dan Sulawesi hingga 443 ton logam tanah jarang.
Saat ini Indonesia merupakan eksportir timah terbesar dunia, mempunyai potensi mineral tanah jarang yang besar juga. Mineral tanah jarang sebagai produk sampingan dari penambangan dan pengolahan timah mempunyai peluang untuk dikembangkan.
Di tingkat dunia, China menghasilkan 84 persen dari total produksi logam tanah jarang dunia. Kemudian disusul Australia 11 persen, Rusia 2 persen, Brazil dan India sebanyak 1 persen.