Hilirisasi Nikel Indonesia – Pengamat energi Alpha Research, Ferdy Hasiman memprediksi sejumlah negara-negara di dunia akan mengalami ancaman resesi global pada tahun 2023, termasuk Indonesia.
Namun menurut dia, Indonesia bisa sedikit bisa bernafas karena memiliki industri nikel yang berpotensi menjadi pemasukan bagi pendapatan negara.
Mengacu data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2021, Indonesia diperkirakan memiliki cadangan nikel hingga 24 juta metrik ton (MT).
Melihat potensi nikel yang sangat besar, sangat disayangkan apabila industri pengolahan nikel tidak dapat berjalan dengan transparan. Hal tersebut bertujuan agar cadangan dan potensi nikel yang ada itu dapat dikelola secara maksimal dan tidak hanya dinikmati oleh segelintir pihak tertentu.
Ferdy juga menekankan kepada pemerintah tentang pentingnya pembuatan regulasi yang tepat, akurat dan bisa dijalankan dengan baik pada sektor hilir. Hal ini agar program hilirisasi nikel bisa lebih banyak dikelola dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kesejahteraan umum.
“Pemerintah juga wajib memperhatikan tata kelola niaga soal harga nikel, dan juga antara pemerintah pusat dan daerah harus bisa mengatur sistem bagi hasil yang jelas dan adil,” ujar Fredy.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sendiri sebelumnya telah mengumumkan bahwa kebijakan larangan ekspor bahan mentah untuk komoditas nikel. Tujuan presiden membuat kebijakan tersebut akhirnya memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian, khususnya di wilayah Maluku Utara.
Jokowi juga menjelaskan bahwa berkat hilirisasi nikel, ekonomi di Maluku Utara mengalami pertumbuhan sampai dengan 27 persen pada tahun ini.