Kamis, September 19, 2024
MinerbaBatubaraMelihat Sisi Lain Batubara Indonesia

Melihat Sisi Lain Batubara Indonesia

Sisi Lain Batubara Indonesia – Batubara merupakan salah satu kandungan Sumber Daya Alam (SDA) yang dikenal melimpah di Indonesia. Batubara memiliki nilai ekonomi yang tinggi, meskipun masih banyak yang memandangnya dengan sebelah mata.

Karena emisi CO2 batubara yang tinggi, maka batubara dikenal sebagai dirty energy. Meskipun begitu, tetapi batubara masih dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.

Cadangan batubara Indonesia hanya 3 persen dunia. Meskipun terbilang angka yang sangat kecil. Namun Indonesia menjadi negara pengekspor batubara terbesar di dunia.

Total sumber daya batubara Indonesia sebesar 110 M Ton, total cadangan 36 M Ton, total inventori 24 M Ton. Sementara total target eksplorasi 6 M Ton, yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Papua dan sedikit di Jawa, Sulawesi serta Maluku.

Pertambangan batubara masih merupakan salah satu industri utama di masa depan pada sektor non-migas di Indonesia. Dengan tingkat produksi mencapai lebih dari 60 juta ton/tahun. Bahkan, cadangan batubara di Indonesia masih mencukupi untuk jangka panjang. Pada 2040 diperkirakan sisa cadangan batubara Indonesia mencapai lebih dari 24,8 miliar ton.

Tetapi, hal ini tidak berbanding lurus dengan permintaan yang justru akan mengalami penurunan 40% (4,731 ton) di 2050. Karena telah ada rencana pengetatan peraturan lingkungan khususnya untuk pembangkit listrik dan peningkatan EBT sebagai sumber energi primer.

Maka pemerintah Indonesia mulai mempercepat transisi penggunaan batubara sebagai sumber karbon baik untuk bahan baku kimia ataupun material karbon maju. Baik melalui penerapan teknologi Clean Coal Technology, Carbon Capture Storage (CCS), dan Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS).

Selain itu pemanfaatan batubara Indonesia dengan penerapan teknologi ramah lingkungan (Clean Coal Technology/CCT).

Juga program coal gasifikasi (produk berupa methanol dan DME), coal liquefaction (produk berupa gasoline dan solar), coal briquette (produk berupa briket batubara-biomassa dan briket terkarbonisasi). 

Selain itu, ada juga cokes making (produk berupa batubara metalurgi sebagai campuran untuk besi baja), coal upgrading (batubara untuk kelistrikan dan industri), ekstraksi (produk berupa material maju dan REE), dan ekstraksi (produk berupa material argo industri seperti asam humat dan asam fulvat).

Keberadaan batubara di Indonesia tidak akan hilang, namun akan tetap menjadi sumber daya yang tidak terbuang sia-sia.

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer