Teknologi Biosolubilisasi Batubara – Saat ini sekitar 40 persen energi dunia dihasilkan dari pembakaran batubara, maka batubara memiliki peranan kunci bagi penyediaan energi dunia.
Eksplorasi dan produksi batubara meningkat karena kebutuhan manusia akan energi semakin tinggi, terutama energi listrik yang menggunakan batubara.
Sejak 1993 hingga 2011 cadangan batubara dunia meningkat sebesar 14% dari, juga produksi batubara dunia meningkat lebih dari 68%.
Cadangan batubara dunia mencapai 891.530 juta ton dengan cadangan terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia dan Cina. Sementara, Indonesia memiliki cadangan sebesar 28.017 juta ton dengan produksi 353,3 juta ton per tahun, menyalip Australia sebagai negara pengekspor batubara terbesar di dunia dengan ekspor mencapai 300 juta ton per tahun.
Dengan potensi batubara yang besar, sesungguhnya Indonesia dapat menerapkan teknologi pencairan batubara secara biologis, yaitu bio solubilisasi.
Teknologi biosolubilisasi lebih ramah lingkungan, lebih murah dan tidak banyak membutuhkan energi eksternal. Proses ini diawali dengan pengidentifikasian jenis organisme pada batubara, dengan melakukan isolasi pada beberapa sampel batubara yang berada pada lapisan yang berbeda.
Kemudian dilakukan pengurutan DNA sehingga diperoleh informasi genetik dari organisme yang terdapat pada batubara.
Dari informasi tersebut akan dikembangkan organisme yang cocok untuk proses pencairan batubara secara biologis ini. Salah satu organisme yang memiliki potensi tinggi dalam biosolubilisasi batubara adalah jamur Trichoderma sp.
Proses pencairan batubara ini ini menggunakan metode solid state, yaitu dengan menaburkan jamur pada batubara yang telah dihaluskan.
Proses biologis ini menghasilkan asam humat yang kemudian dapat difraksinasi sehingga dapat diperoleh fraksi-fraksi yang setara dengan bahan bakar cair, seperti bensin, solar dan sebagainya.
Namun, masih perlu penelitian mengenai perlakuan batubara sebelum proses biosolubilisasi dengan cara meradiasikan batubara agar ikatan-ikatan kompleksnya terdegradasi sehingga proses degradasi oleh organisme nantinya akan lebih mudah.
Teknologi biosolubilisasi ini diharapkan dapat diaplikasikan langsung dalam tambang batubara sehingga dapat diperoleh bahan bakar cair langsung dari tambang batubara.