Menelisik Ombilin, Tambang Batubara Pertama di Indonesia

Ombilin Tambang Batubara Pertama di Indonesia
Ombilin Tambang Batubara Pertama di Indonesia

Tambang batubara pertama di Indonesia terletak di Ombilin, Sawahlunto, Sumatra Barat. Sawahlunto merupakan kota kecil yang terletak 95 kilometer di timur laut Padang, Sumatera Barat. 

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada sesi ke-43 Pertemuan Komite Warisan Dunia di Kota Baku, Azerbaijan pada 6 Juli 2019, menetapkan Tambang Batubara Ombilin (TBBO) Sawahlunto, Sumatera Barat sebagai salah satu situs warisan dunia..

Sejarah Ombilin sebagai Tambang Batubara di Indonesia

Seorang ahli geologi Belanda bernama Willem Hendrik de Greeve menemukan kandungan batubara di Ombilin pada 1868. Mengetahui kandungan tersebut,, pemerintah Hindia Belanda akhirnya melanjutkan eksplorasi. Setelah itu, dibangunlah infrastruktur tambang batubara pertama di Sawahlunto. 

Eksplorasi tersebut dipimpin oleh de Greeve di Sawahlunto sampai tahun 1872. Penelitian sempat terhenti karena de Greeve tewas kecelakaan dalam proses penelitian di Sungai Indragiri. 

Penelitian de Greeve dilanjutkan Jacobus Leonardus Cluysenaer dan Daniel David Veth pada 1874. Cluysenaer menulis tiga laporan rinci terkait pengembangan pengelolaan tambang di Ombilin pada 1875 dan 1878.

Dalam buku Dinamika Kota Tambang Sawahlunto: Dari Ekonomi Kapitalis ke Ekonomi Rakyat yang ditulis Erwiza Erman dkk., RUU pertambangan batubara Ombilin disahkan parlemen Belanda pada 24 November 1891.

Penambangan di tambang terbuka dimulai pada tahun 1892 seiring dengan selesainya infrastruktur pendukung berupa jaringan kereta api guna mengangkut batubara ke Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.

Pada 1998, batubara sebagai sumber daya alam yang habis dan terjadi penutupan tambang. Kemudian akhirnya pada 2008, kawasan bekas tambang dihijaukan dan infrastruktur peninggalan kolonial direvitalisasi untuk tujuan wisata, di antaranya kini dijadikan kebun binatang, pacuan kuda, dan danau.

Lubang bekas galian tambang diberi pencahayaan yang cukup dan pasokan udara, salah satunya Lubang Tambang Mbah Soero, untuk menarik wisatawan lokal dan asing, terutama dari Malaysia dan Singapura. Wisatawan dapat masuk dengan biaya Rp30.000/orang.

Itulah sejarah tambang Ombilin sebagai tempat penambangan pertama batubara di Indonesia hingga akhirnya menjadi tempat wisata. Gimana? Kawan Tambang tertarik mengunjungi situs bersejarah Ombilin?