Pada pekan ini, Senin (23/05/2022) harga batubara diperkirakan masih akan melambung dan bertahan pada level US$ 400 per ton. Hal tersebut terjadi karena masih tingginya permintaan dari India dan Eropa.
Pada pekan lalu, di pasar ICE Newcastle (Australia) harga batubara kontrak Juni ditutup pada US$ 421,15 per ton, artinya menguat 16,4% dalam sepekan. Kenaikan ini tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan penguatan pada pekan sebelumnya, yaitu 0,9%.
Diperkirakan pada pekan ini juga harga batubara masih sulit turun. Karena India masih meningkatkan impornya. Kecuali terjadi shock lagi, misalnya China kembali lockdown.
India tengah menghadapi krisis pasokan batubara setelah permintaan listrik melonjak akibat gelombang panas yang membuat penggunaan listrik untuk pendingin ruangan meningkat sehingga kebutuhan listrik pun melonjak.
Batubara berkontribusi terhadap 80% pasokan listrik India. Untuk mengamankan pasokan batubaranya, India memutuskan penghapusan bea impor untuk beberapa jenis batubara, kokas, PCI dan antrasit sehingga bea masuknya menjadi 0%, yang berlaku sejak Minggu kemarin (22/5/2022).
Sebelumnya, India telah mendesak dunia usaha negerinya untuk segera mengimpor batubara sebanyak 19 juta ton dengan tenggat waktu akhir Juni ini.