ilmutambang.com – Perekonomian Kaltim atau Provinsi Kalimantan Timur tahun ini dipercaya masih akan terdongkrak oleh kuatnya dominasi sektor pertambangan, khususnya batubara.
Beberapa tahun terakhir, harga batubara masih relatif tinggi karena meningkatnya kebutuhan batubara global di tengah disrupsi pasokan energi akibat ketidakstabilan geopolitik.
Namun dalam setahun terakhir harga batubara secara signifikan mengalami penurunan bahkan hingga hampir 30 persen. Pada Agustus 2022 harga batubara acuan (HBA) menyentuh angka US$321,59, sebelum akhirnya merosot menjadi US$191,6 pada Juli 2023.
Hal tersebut terjadi karena India mengurangi impor batubaranya dari Kaltim, dan Kaltim tidak dapat berbuat banyak dengan keadaan tersebut.
Kendari demikian, pendapatan pemerintah daerah akan ikut meningkat dari pembagian pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara.
Prospek perekonomian Kaltim sangat optimis akibat perkembangan ekspor batubara meningkat pada kuartal I/2023. Ditambah dengan adanya pembangunan IKN yang perlahan mulai memperlihatkan wujudnya, perekonomian Kaltim tentunya bisa terdongkrak naik.
Pada Mei 2023, Laporan Perekonomian Provinsi Kaltim menyatakan ekspor batubara Kalimantan Timur (Kaltim) melonjak 33,94 persen dalam basis tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2023. Terjadi pertumbuhan yang signifikan dibandingkan baseline di periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menginjak kuartal I/2023, ketiadaan larangan ekspor memungkinkan perusahaan batubara untuk mengirim kembali produk mereka ke pasar ekspor.
Kawan ilmu tambang, setelah adanya larangan ekspor batubara, kini Kaltim telah kembali ke situasi “business as usual”. Ini terlihat dari gelombang naik ekspor batubara yang signifikan pada skala tahunan (year-on-year/yoy).
Sebagian besar batubara Kaltim diekspor ke Tiongkok, India, ASEAN, Korea Selatan dan Jepang. Kenaikan ekspor batubara pada kuartal pertama tahun ini akibat meningkatnya permintaan dari empat negara tujuan utama ini, kecuali India.