Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pemerintah Indonesia serius menjalankan program hilirisasi industri. Tak cukup dengan menghimbau setiap perusahaan tambang untuk membangun fasilitas pemurnian (smelter) saja, melainkan kini pemerintah juga akan menyulap Pulau Rempang, Batam menjadi Kawasan Industri Hilirisasi.
Kawasan Rempang sebelumnya memang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari pengembangan Kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK). Kawasan BKK ini telah dirancang dalam Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) yang telah diluncurkan pada April 2023 dan sedang dalam tahap finalisasi
Kawasan Rempang seluas 17 ribu hektare ini akan dikembangkan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG) berdasarkan perjanjian kerja sama mereka.Â
Kawasan Industri Hilirisasi sangat diperlukan Indonesia yang kaya sumber daya alam, supaya mendapat nilai tambah jika barang tambang dijadikan produk turunan sebanyak mungkin.
Kawasan industri ini akan memurnikan dan membuat produk turunan dari komoditas mineral, seperti baja dan nikel juga hilirisasi energi baru terbarukan pasir kuarsa (silica sand) untuk menyuplai panel surya untuk pemanfaatan Energi Matahari Fotovoltaik.
Fotovoltaik itu lebih sederhana dibandingkan semikonduktor chip. Jika Indonesia telah dapat membuat semi-fotovoltaik termasuk wafernya, maka untuk lanjut ke semikonduktor jaraknya sudah semakin dekat.
Kawan tambang, pengembangan Kawasan Industri Hilirisasi tersebut diharapkan akan membawa dampak ganda kepada kawasan-kawasan sekitarnya. Pulau Rempang sangat strategis karena berada tidak jauh dari Singapura dan Malaysia sehingga akan meningkatkan daya saing Indonesia.Â