Strategi ekspansi bisnis yang diterapkan oleh perusahaan Induk Kideco Jaya Agung (Kideco), yakni PT Indika Energy Tbk (INDY) selama ini nyatanya mampu menopang kinerja perusahaan menjadi semakin moncer.
Secara agresif, INDY melakukan diversifikasi bisnis dalam sektor mineral, Energi Baru Terbarukan (EBT) sampai dengan merambah kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
September tahun 2021 lalu misalnya, strategi yang dilakukan INDY meliputi mengambil alih saham milik PT Perkasa Investama Mineral dengan nilai transaksi mencapai Rp74,9 miliar lewat PT Indika Mineral Investindo. Akuisisi tersebut, menjadikan Indika Energy merambah bisnis pertambangan serta pengolahan bauksit.
Sebelumnya, INDY juga melepas saham yang mereka milki di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), dan juga melakukan divestasi atas PT Petrosea Tbk (PTRO).
Dua strategi di atas dilakukan agar INDY bisa mendapatkan 50 persen pendapatan dari sektor non-batubara di tahun 2025, sebagai bagian dari target ambisi bebas karbon mereka di tahun 2050.
Melihat strategi yang diambil INDY, Research Analyst dari Reliance Sekuritas, Lukman Hakim menilai kebijakan melakukan divestasi bisnis ketika harga batubara sedang naik, akan mampu menjadikan portofolio Indika Energy menjadi baik.
Di sisi lain, target mereka untuk bisa mengurangi pendapatan dari sektor batubara, yang kemudian dialihkan ke sektor bauksit, juga tidak akan berbeda jauh dari segi pendapatan bisnis.
“Dengan demikian, Indika Energy masih memiliki prospek yang positif ke depannya. Apalagi, dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) nantinya, akan menjadikan perusahaan semakin meningkat,” terang Lukman pada Kamis (20/10/2022).