Puasa di Pertambangan – Suhu udara di awal Ramadan tahun ini terasa sangat panas akibat suhu meningkat menjadi 34-36 derajat Celcius di sejumlah wilayah di Indonesia.
Namun hal ini tidak menjadi halangan untuk tetap menjalankan puasa ramadan. Saat berpuasa di tengah suhu udara yang panas, yang paling penting dilakukan adalah memastikan tubuh cukup terhidrasi.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar dapat maksimal puasa saat cuaca terik saat siang dan hujan saat malam hari. Apalagi bagi para pekerja di lokasi pertambangan.
Berikut panduan makan sahur dan berbuka puasa di pertambangan agar tubuh tetap kuat:
Lihat postingan ini di Instagram
1. Sahur
Sebaiknya mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang dalam menu lengkap, yaitu karbohidrat, lemak dan sayur. Misalnya, nasi merah, roti gandum dan kentang yang masih ada kulit. Juga protein hewani dan nabati untuk menjaga imunitas tubuh. Dan makanan yang mengandung lemak baik dan makanan tidak digoreng.
2. Jelang Imsak
Disarankan untuk kembali makan makanan sumber karbohidrat. Hindari makanan pedas dan asam serta kafein karena bisa membuat cepat haus.
Baca Juga: 5 Negara Penghasil Batubara Terbesar Dunia, Indonesia Masuk?
Konsumsi air saat sahur sebaiknya 3 sampai 4 gelas atau lebih agar tidak dehidrasi. Hindari kopi dan soft drinks karena bersifat diuretic, yang membuat tubuh kehilangan cairan.
3. Buka puasa
Segera mengonsumsi makanan yang cepat menaikkan kadar gula darah, yaitu jus buah manis misalnya semangka, melon dan dilanjutkan dengan konsumsi karbohidrat dan sayur serta protein.
Hindari makanan bergaram tinggi yang dapat meningkatkan asam lambung sehingga tubuh memproses lebih banyak cairan yang menyebabkan haus.
Ditambah dengan mengkonsumsi suplemen, vitamin C dosis 1.000 mg, vitamin E 200 IU atau 400 IU, vitamin D3 dosis 1000-3000 IU dan vitamin B Complex.