Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, ramai-ramai negara di Eropa mengembargo komoditas energi asal Rusia, salah satunya batubara.
Alhasil negara-negara Uni Eropa, mencari alternatif negara tujuan impor batubara baru untuk menggantikan pasokan dari Rusia.
Dampak dari embargo tersebut, indonesia termasuk salah satu negara yang ketiban “durian runtuh” atas kebijakan tersebut. Batu bara Indonesia pun akhirnya laris manis dipesan oleh sejumlah negara di Eropa.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lana Saria mengungkapkan, hingga 30 Desember 2022 total ekspor batubara Indonesia diperkirakan mencapai 6,6 juta ton.
Jumlah tersebut bahkan melebihi rekor ekspor tertinggi pada 2012, di mana ekspor batubara ke Eropa mencapai sekitar 6,2 juta ton.
Dari ekspor batu bara ke Eropa hingga November 2022 tersebut, terbesar dijual ke Polandia yakni mencapai 2,1 juta ton. Lalu, diikuti Belanda 1,3 juta ton, dan Italia 1,2 juta ton.
Lana mengatakan, kurangnya pasokan bahan baku energi untuk pembangkit listrik di Eropa saat memasuki musim dingin tahun 2022 membuat permintaan batubara ke Eropa akan semakin meningkat.
Dia bahkan menyebut, hampir sejumlah negara Eropa memesan, tidak hanya menumpuk di satu negara. Mulai dari Jerman, Polandia, Italia, maupun Spanyol, menurutnya memesan batubara ke Indonesia.
Ada pun batubara yang dipesan Eropa, lanjut Lana, ini rata-rata berkalori tinggi di atas 5.500 kkal/kg, lebih tinggi dibandingkan batu bara untuk pembangkit listrik di Tanah Air.