Di tengah musim dingin yang melanda Eropa di akhir tahun ini, permintaan batu bara kian melonjak.
Sejak memutuskan untuk menghentikan impor batubara asal Rusia, Indonesia termasuk salah satu negara yang diminta untuk mengirim suplai batubara bagi negara-negara di Benua Biru tersebut.
Melihat kondisi ini tentu dapat menyebabkan ekspor batubara Indonesia ke Eropa meningkat, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) bahkan memprediksi pengiriman batu bara ke Eropa bisa mencapai 5 juta ton hingga akhir tahun ini.
Merujuk kepada data APBI, sampai Jumat, 25/11/2022 hampir sejumlah negara Eropa memesan batubara Indonesia, tidak hanya menumpuk di satu negara. Mulai dari Jerman, Polandia, Italia, maupun Spanyol, menurutnya memesan batubara ke Indonesia.
Ada pun batu bara yang dipesan Eropa ini rata-rata berkalori tinggi di atas 5.500 kkal/kg, lebih tinggi dibandingkan batubara untuk pembangkit listrik di Tanah Air.
Seperti yang diketahui, Eropa saat ini memang tengah membutuhkan bahan baku batubara untuk kebutuhan energi kelistrikan negaranya di tengah krisis energi yang sedang melanda negara-negara Uni Eropa tersebut.
Batubara asal Indonesia menjadi substitusi impor Eropa tatkala, negara-negara tersebut mengenakan sanksi ekonomi berupa penyetopan batu bara dari Rusia yang menjadi andalan mereka.
Naiknya permintaan terhadap batubara membuat harga si emas hitam ini juga ikut merangkak naik secara perlahan. Pada perdagangan Jumat (25/11/2022), harga batubara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 360,8 per ton. Harganya menguat 1,16%.
Dengan penguatan Jumat kemarin, maka batubara sudah mengakhiri perdagangan di zona hijau dalam tujuh hari.
Dalam sepekan, harga batu bara melesat 7,06% secara point to point. Harga batu bara juga tidak pernah melemah pekan lalu. Penguatan batu bara sebesar 7,06% pada pekan lalu juga memperpanjang tren positif mingguan.