Usai Ambruk, Batubara Ngamuk Tembus US$ 415 Per Ton

Usai Ambruk, Batubara Ngamuk Tembus US$ 415 Per Ton
Usai Ambruk, Batubara Ngamuk Tembus US$ 415 Per Ton

Batubara Ngamuk – Harga batubara akhirnya menguat setelah ambruk selama dua kemarin. Pada perdagangan Rabu (31/8/2022), harga batubara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di angka US$ 415,5 per ton. Harga ini menguat 1,96 persen dibandingkan hari sebelumnya di angka US$ 412 per ton.  

Secara keseluruhan, harga batubara masih terpangkas turun 1,1% dalam sepekan secara point to point. Apabila melihat dalam sebulan, harga batubara masih menguat 5,6 persen, sementara dalam setahun harga batubara terbang 144 persen lebih.

Kenaikan harga batubara ditopang aksi bargain buying trader yang membeli batubara saat harga murah serta taruhan pelaku pasar di China.

Mengutip Reuters (31/08/2022), investor secara serentak membeli saham-saham perusahaan batubara karena mereka yakin China akan berusaha sebisa mungkin membangkitkan kembali ekonominya. Kebangkitan ekonomi tersebut diprediksi membuat penggunaan batubara akan meningkat.

Selain faktor bangkitnya ekonomi China, kenaikan harga batubara juga ditopang oleh masih meningkatnya permintaan dari Eropa. Sejumlah negara di Eropa saat ini masih berkutat dengan sulitnya mencari pasokan batubara karena langka.

Seperti terlihat Polandia, pada Jumat (26/08/2022) puluhan truk dan mobil dilaporkan antri untuk mendapatkan pasokan batubara langsung dari pertambangan Lubelski Węgiel Bogdanka.

Ada sekitar 3,5 juta rumah tangga Polandia yang menggantungkan batubara sebagai sumber pemanas. 

Baca Lainnya Meski Lesu, Batubara Masih Perkasa di Atas US$400 per Ton

Polandia sebenarnya merupakan salah satu produsen utama batubara di Eropa dengan jumlah produksi mencapai 50 juta per tahun. Namun, tingginya kebutuhan serta embargo ke Rusia membuat pasokan dalam negeri semakin menipis.

Faktor batubara langka di Eropa disebabkan oleh embargo Uni Eropa ke Rusia akibat konflik yang dilancarkan Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu. Maka dari itu, negara-negara Eropa kini dipicu kekhawatiran kekurangan pasokan batubara menjelang musim dingin mendatang.Â