Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan bahwa batubara masih tetap jadi sumber energi utama untuk pembangkit listrik di Indonesia hingga 2050.Â
Kendati demikian, porsinya akan berkurang dalam bauran energi dan digantikan dengan sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan atau Energi Baru Terbarukan (EBT).Â
Dalam peta jalan Kebijakan Energi Nasional (KEN) disebutkan bahwa pemanfaatan batubara dalam bauran energi nasional ditargetkan sekitar 30 persen pada 2025, dan turun menjadi hanya 25 persen pada 2050.
“Porsi batubara dalam bauran energi nasional masih cukup besar, karena batubara masih menjadi energi yang termurah hingga saat ini,” ujar Arcandra.Â
Arcandra juga menambahkan selama 5 tahun terakhir, pembangkit listrik tetap menjadi pelanggan pengguna batubara terbesar di Indonesia.Â
Meskipun permintaan batubara dari industri domestik lainnya meningkat, tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan permintaan yang berasal dari pembangkit listrik.Â
Selain menjadi penyumbang sumber energi nasional, batubara juga merupakan salah satu penyumbang penerimaan negara yang cukup signifikan.
Baca Juga: Hanya RI yang Akan Kembangkan Baterai Listrik
Tahun 2017 saja, tercatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM meningkat signifikan sebesar 62 persen menjadi Rp 129,07 triliun (US$9,53 miliar), di mana subsektor mineral dan batubara (minerba) memberikan kontribusi sebesar Rp40,6 triliun.Â