Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi mengatakan tambang batubara diharapkan bisa menjadi andalan dalam menopang perekonomian Kaltim pada 2023 mendatang.Â
Alasan masih diandalkannya sektor batubara adalah karena terkait pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan faktanya bisa memberikan devisa lebih bagi negara.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat perekonomian Kaltim naik 5,28 persen secara tahunan (yoy), atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 3,28 persen (yoy).
Capaian ini tidak lepas dari peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah Kaltim yang terus naik yaitu 3,63 persen (yoy) dengan pangsa sebesar 55,79 persen. Baik pada sisi pertambangan batubara, industri pengolahan, maupun konstruksiÂ
Selain karena PDRB yang terus naik di atas, harga batubara juga konsisten berada pada level yang tinggi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batubara acuan (HBA) November sebesar USD 308,2 per ton.
Faktor lainnya yang menyebabkan ekonomi Kaltim naik yaitu karena kinerja ekspor sektor tambang juga tumbuh sebesar 4,40 persen (yoy), atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 1,66 persen (yoy).
Hal ini terbukti dari ekspor batubara ke Indika yang terus meningkat. India sebagai salah satu negara tujuan ekspor batubara Kaltim masih mengalami krisis pasokan si emas hitam, hal tersebut dipastikan menjadi peluang bagi Kaltim untuk terus mengekspor batubara ke negara Hindustan tersebut.  Â