Jumat, September 13, 2024
Berita TambangDampak Positif Program Hilirisasi Tambang

Dampak Positif Program Hilirisasi Tambang

Program Hilirisasi Tambang – Nilai tambah yang dihasilkan oleh program hilirisasi produk tambang mentah belakangan sudah menunjukkan hasil yang positif. Selain neraca dagang berbalik positif dengan sejumlah mitra kuat, pendapatan negara dari sektor pertambangan juga makin besar pada tahun ini.

Nilai tambah itu berpotensi akan terus tumbuh seiring dengan target sejumlah pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter besar yang diharapkan rampung pada 2024. Misalnya, pengerjaan smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.

Sementara hilirisasi batubara diyakini memiliki dampak berganda (multiplier effects) antara lain meningkatkan ketahanan energi nasional, menekan impor LPG, menambah devisa negara, memperluas lapangan kerja, serta meningkatkan penerimaan negara.

Hilirisasi batubara menjadi salah satu bagian dari strategi pengembangan yang siap mendongkrak nilai tambah batubara dengan mengubah batubara menjadi syngas, mengubah syngas menjadi methanol dan mengubah methanol menjadi DME.

Nilai tambah dari proyek coal to DME ini antara lain total investasi yang masuk sebesar USD2,1 miliar (sekira Rp29,4 triliun). Pemanfaatan 180 juta ton batubara kalori rendah, juga manfaat langsung yang didapatkan pemerintah sebesar Rp800 miliar setiap tahun atau Rp24 triliun selama 30 tahun.

Baca Artikel  8 Program Hilirisasi untuk Optimalisasi Pemanfaatan Batubara

Nilai tambah lainnya, yaitu mengurangi impor elpiji sebesar 1 juta ton setiap tahun dan menghemat cadangan devisa negara sebesar Rp9,71 triliun per tahun atau Rp290 triliun selama 30 tahun.

Untuk itu, pemerintah ke depannya akan terus melakukan upaya total bersama pelaku hilirisasi batubara agar bisa memaksimalkan manfaat dari hilirisasi demi kepentingan masyarakat.

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer