Ilmutambang.com Batubara – Hilirisasi industri khususnya sumber daya alam (SDA) merupakan salah satu dari tiga strategi besar ekonomi Indonesia di masa depan bersama digitalisasi UMKM dan ekonomi hijau.
Agar strategi tersebut berhasil, salah satu langkah yang tengah dilakukan pemerintah yaitu melakukan hilirisasi. Tujuannya agar Indonesia mampu mandiri dalam hal pengelolaan sumber daya alam.
Proyek hilirisasi batubara ini selain mendukung ketahanan energi, langkah ini juga bertujuan mendukung pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan di Tanah Air.
Hilirisasi batubara menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk elpiji atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang kian membesar. Rencana pemerintah melakukan hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) pada tahun 2035 sebagai pengganti LPG.
DME ini berpotensi menjadi substitusi maupun campuran LPG karena memiliki karakter yang hampir sama. Teknologinya pun telah banyak dikembangkan di beberapa negara seperti Jepang, China, Korea dan Iran serta lebih ramah terhadap lingkungan.
Manfaat dari proyek ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG, berpeluang mengurangi subsidi negara, serta meningkatkan Domestic Market Obligation (DMO) batubara.
Melihat kesuksesan pemerintah dalam program program konversi minyak tanah ke LPG 3 kilogram (kg) yang dimulai sejak tahun 2007, bisa menjadi acuan strategi bagi pemerintah untuk melakukan hal yang sama agar lambat laun masyarakat juga bisa beralih dari LPG ke DME.