Permintaan Batubara Membludak – Uni Eropa berencana menerapkan kebijakan pelarangan impor batubara dari Rusia yang dimulai 22 Agustus 2022 mendatang. Kebijakan ini bertujuan membatasi pendapatan negara yang dipimpin Vladimir Putin ini dari sektor energi, lantaran telah menyerang Ukraina sejak Februari lalu.
Komisi Uni Eropa (UE) mengatakan, larangan ini akan merugikan Rusia hingga EUR 8 miliar. Hal ini tentu secara tidak langsung membuat pendapatan di sektor energi negara Beruang Merah bisa berkurang.
Kebijakan pelarangan ini tentu memaksa Eropa mencari pemasok alternatif batubara untuk menutup pasokan Rusia yang hilang. Posisi Rusia bagi Eropa untuk memasok batubara sebenarnya strategis. Hal ini dibuktikan dari data yang dirilis oleh BP Energy, Eropa memenuhi 48 persen kebutuhan impor batubara mereka dari Rusia pada 2021.
Tantangan memenuhi pasokan batubara akan makin besar bagi Eropa jika tidak masuk ke dalam krisis energi. Selain karena transfer energi yang mampet, faktor lain yang mengharuskan Eropa memenuhi pasokan energinya karena sebentar lagi musim dingin. Eropa harus berpetualang ke negeri yang jauh untuk mendapatkan batubara.
Baca Juga Artikel Harga Nikel Membludak 19 Persen, Indonesia Dapat Rezeki!
Diperkirakan, Eropa pada akhirnya akan membeli lebih banyak batubara dari Amerika Serikat (AS), Amerika Selatan, Afrika Selatan dan juga Indonesia.
Secara geografi, jarak Indonesia dan Eropa mencapai belasan ribu kilometer. Tetapi hal ini seharusnya tidak menjadi masalah jika dibandingkan harus kekurangan pasokan energi untuk menghadapi musim dingin nanti.
Melihat kesempatan ini, pemerintah Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan momen dengan baik agar kontribusi ekspor batu bara ke Eropa bisa membuat neraca perdagangan negara surplus.