G20 Bali: RI-India Siap Kerja Sama Baru, Batubara sampai Sawit

G20 Bali RI-India Siap Kerja Sama Baru Batubara sampai Sawit
G20 Bali RI-India Siap Kerja Sama Baru Batubara sampai Sawit

Ajang Group of 20 (G20) yang dilaksanakan di Bali menjadi kesempatan bagi Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan Direktur Jenderal Konfederasi Industri India (The Confederation of Indian Industry/CII) Candrajeet Banarje pada Senin (14/11/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Candrajeet Banarje mengharapkan dukungan Indonesia dalam berbagai kerjasama ekonomi, misalnya batubara, kelapa sawit, perpajakan, daging, beras, industri otomotif dan juga impor ban. 

“Kami mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia agar dapat memberikan kebijakan dan insentif yang sesuai untuk mendukung perdagangan produk-produk kedua negara,” ujar Candrajeet. 

Pemerintah Indonesia saat ini memang tengah menggenjot sejumlah kerja sama bilateral untuk meningkatkan volume perdagangan dan juga mempercepat pemulihan ekonomi, salah satunya dengan India.   

“Kita akan melakukan kunjungan ke India untuk merumuskan peningkatan kerja sama antara kedua negara. Indonesia juga tengah membentuk tim guna membahas area kerja sama tersebut,” ujar Zulkifli. 

Target hubungan kerjasama Indonesia dengan India volumenya dapat mencapai US$ 50 Miliar. Salah satu dukungan yang diharapkan India adalah peningkatan kerjasama ekonomi melalui ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA). 

Baca Artikel  Ini Agenda Hilirisasi Batubara RI yang Sudah Terealisasi

Sebagai informasi, merujuk pada data Kementerian Keuangan, pada periode Januari-September 2022, perdagangan Indonesia dan India mencapai USD 25,5 miliar, naik 60,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke India tercatat sebesar US$ 17,9 miliar sedangkan impor Indonesia dari India tercatat sebesar US$ 7,5 miliar. Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus neraca dagang dengan India sebesar US$ 10,4 miliar.

Ekspor utama Indonesia ke India di antaranya batubara, serta minyak kelapa sawit. Sementara impor utama Indonesia dari India di antaranya produk setengah jadi dari besi, gula tebu atau gula bit, kacang tanah, daging lembu, beku, serta logam paduan fero.