ilmutambang.com – Harga batubara ditutup menguat 0,11 persen pada perdagangan Jumat kemarin (23/12/2022). Harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman Desember 2022 naik menjadi US$ 401,1 per ton.
Research & Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Girta Yoga mengungkapkan harga batubara diproyeksikan masih akan terus bergerak bullish (menguat) hingga akhir tahun. Bahkan dia juga menyebut, si emas hitam ini akan tetap bertahan di atas US$ 400 per ton hingga awal 2023.
Sentimen utama penggerak harga batubara naik yakni masih seputar peningkatan permintaan, terutama dari negara-negara Eropa karena persiapan stok menghadapi berlangsungnya musim dingin bulan Januari 2023. Ditambah masih langka persediaan gas akibat embargo yang dilakukan Rusia.
“Harga batubara bergerak pada resistance US$ 425-450 per ton dan support di kisaran harga US$ 375-350 per ton,” ungkap Yoga.
Bahkan Yoga memprediksi hingga pekan depan, harga batubara bergerak cenderung terus menguat. Untuk sentimen yang mempengaruhi adalah peningkatan permintaan dari negara importir.
“Harga batubara pada pekan depan berada di kisaran resistance US$ 430-460 per ton, dan level support di kisaran harga US$ 370-340 per ton,” tambahnya.
Melihat pertimbangan terkait keputusan Uni Eropa (UE) untuk mengembargo Rusia, maka artinya UE harus mencari pasokan energi alternatif pengganti, ditambah pemberlakuan embargo tersebut dijalankan di bulan Desember saat terjadinya musim dingin.
Sehingga, menurut Yoga kondisi ini secara otomatis akan memicu terjadinya lonjakan permintaan secara signifikan terutama ke sumber energi pengganti, seperti yang kita ketahui yaitu batubara.
“Dari situasi ini mengindikasikan potensi bagi permintaan batu bara untuk tetap berada pada tren bullish, masih akan bertahan hingga akhir tahun, dan bahkan hingga awal tahun depan nanti,” tutupnya.