Memasuki Bulan Desember, suhu di kawasan Eropa diperkirakan menurun drastis pada dua pekan mendatang. Kondisi ini diproyeksikan membuat harga batubara secara perlahan merangkak naik.
Mengutip situs berita The Times, Inggris mengimpor batu bara sebanyak 560.000 ton pada Oktober 2022, Jumlah tersebut naik 93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, total impor batubara Inggris menembus 5,5 juta pada Januari-Oktober 2022. Jumlah tersebut melewati total impor seluruh tahun 2021 yakni 4,6 juta ton.
Sementara itu, situs berita Montel News melaporkan jika pembangkit TSO Transnet BW, Jerman sudah memesan 180.000 ton batubara untuk persediaan.
Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi memperkirakan, harga batubara akan akan tetap berada di kisaran US$ 330-350 pada pekan. Salah satunya adalah karena penggunaan listrik diprediksi meningkat akibat musim dingin, sehingga pasokan energi akan terkuras.
Bahkan suhu di Berlin diperkirakan mencapai minus (-) 3,5 derajat Celcius pada 3 Desember mendatang. Suhu di kota-kota utama Eropa seperti Amsterdam, Helsinki, dan Stockholm juga akan jauh lebih dingin dibandingkan normalnya.
Melihat Inggris dan Jerman memesan jumlah batu bara dalam jumlah besar, tidak heran harga batubara diprediksi akan naik dalam beberapa pekan ke depan.Â
Sebagai catatan, pada perdagangan Jumat (25/11/2022), harga batubara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 360,8 per ton. Harganya menguat 1,16%.
Dengan penguatan pada Jumat kemarin, maka batubara sudah mengakhiri perdagangan di zona hijau dalam tujuh hari.
Dalam sepekan, harga batubara melesat 7,06% secara point to point. Harga batubara juga tidak pernah melemah pekan lalu. Penguatan batu bara sebesar 7,06% pada pekan lalu juga memperpanjang tren positif mingguan. Pada dua pekan lalu, harga batu bara melonjak 12,5%.