ilmutambang.com – Harga komoditas batubara acuan terpantau bergairah, di mana harga batubara sudah melesat hingga 11 persen lebih sepanjang pada pekan kemarin.
Harga batubara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Maret 2023 pada perdagangan Jumat (26/2/2023), terpantau melesat 1,19 persen ke posisi US$ 212,25/ton. Harga batu bara kembali ke atas level psikologis US$ 200.
Kenaikan harga si emas hitam ini diketahui sudah terjadi sejak Selasa pekan lalu, yaitu harganya melonjak 9,75 persen.
Tidak dapat dipungkiri, cerahnya harga batubara ditopang oleh kabar dari kenaikan permintaan dari India, China, dan Eropa. Negara-negara di Benua Biru ini kembali meningkatkan impor pasir hitam. Kenaikan harga gas Eropa juga ikut menopang harga batubara.
Mulai menguatnya permintaan emas hitam oleh Eropa berbarengan dengan lonjakan impor dari China serta proyeksi kenaikan permintaan dari India.
Dikutip dari Montel News, impor batubara Eropa yang mengalir ke Pelabuhan Amsterdam, Rotterdam and Antwerp (ARA) diperkirakan naik 13 persen pada Februari 2023 dibandingkan sebelumnya.
Sebagai catatan, pengiriman batubara ke Pelabuhan ARA diperkirakan mencapai 2,6 juta ton pada Januari 2023.
Turunnya produksi pembangkit tenaga air serta kekhawatiran menyusutnya permukaan Sungai Rhine menjadi beberapa penyebab mengapa impor pasir hitam kembali naik.
Musim dingin yang sangat kering bahkan mungkin terkering dalam lima tahun terakhir dikhawatirkan membuat Sungai Rhine di Jerman menyusut pada musim panas mendatang.
Harga batu bara juga kembali naik karena merangkaknya harga gas. Harga gas sendiri kembali naik karena meningkatnya permintaan dari produsen listrik.
Pada Jumat lalu, harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) menguat 0,46 persen ke posisi 51,01 euro per megawatt hour (MWh). Sepanjang pekan ini, harga gas Eropa terpantau melonjak 4,01 persen. Batubara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.