ilmutambang.com – Harga tembaga di London Metal Exchange (LME) pada Senin (9/1) melonjak ke level tertinggi selama enam bulan terakhir. Harga tembaga kontrak tiga bulan di LME naik 1,1 persen menjadi US$ 8.711 per ton, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi pada 23 Juni 2022 di angka US$ 8.686.
Kontrak bulan Maret yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange yaitu tembaga. Harga komoditas ini naik 1,5 persen menjadi US$ 9.750,99 per ton.
Direktur Kingdom Futures, Malcolm Freeman mengatakan salah satu faktor pemicu naiknya harga tembaga dikarenakan kebijakan China membuka jalur perdagangan penyeberangan laut dan darat dengan Hong Kong.
Negara dengan jumlah penduduk terbesar pertama dunia ini juga mengakhiri persyaratan karantina bagi pelancong yang datang, membongkar pilar terakhir dari kebijakan nol-Covid.
“Peristiwa akhir pekan lalu tampaknya telah mengubah pandangan banyak orang tentang ekonomi global.. Hal ini pada gilirannya telah menyebabkan pembicaraan tentang sinyal pemulihan, kekuatan penuh untuk China, dan dengan demikian ekonomi global,” ujar Morgan.
Dia juga menegaskan, ekonom dan analis pembuat kebijakan di China akan membuat langkah-langkah stimulus untuk permintaan properti tahun ini sebagai bagian untuk meningkatkan perekonomian di Cina yang sempat turun karena lockdown covid selama tiga tahun terakhir. Tembaga digunakan secara luas dalam konstruksi perumahan.
Faktor selanjutnya yang membuat harga tembaga naik yakni setelah beredar berita dari Chili pada pekan pertama bulan Januari 2023. Negara produsen tembaga terbesar dunia itu mengumumkan, produksi tembaga di negaranya turun 6.9 persen di bulan Desember menjadi 449,000 ton.