Di sepanjang 2022, diyakini kinerja saham di sektor komoditas tambang dan energi diyakini akan tetap moncer. Hal ini tercermin dari indeks IDX Energy yang melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).Â
Pada kuartal I/2022, emiten komoditas tambang dan energi cenderung mencatatkan hasil keuangan yang positif. Tercatat year-to-date kinerja IDX Energy tumbuh 54,4 persen sedangkan IHSG naik 9,14 persen.Â
Salah satu faktor naiknya emiten komoditas tambang disebabkan oleh disrupsi pasokan global akibat konflik Rusia–Ukraina. Konflik tersebut membuat pasokan komoditas energi terhambat dan membuat harga-harga jadi meningkat, sehingga neraca dagang Indonesia surplus juga menjadi katalis positif untuk emiten-emiten di sektor ini.
Ke depannya, prospek kinerja saham di sektor ini tetap akan bergantung pada konflik Rusia-Ukraina. Apabila Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata, tentu akan diikuti oleh normalisasi pasokan komoditas global. Hal ini akan berdampak pada menurunnya harga komoditas dan akan memicu penurunan kinerja keuangan emiten.Â
Upaya pemerintah dalam memaksimalkan hilirisasi komoditas yang dimiliki akan juga mempengaruhi prospek emiten sektor komoditas dan energi. Padahal upaya hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah (value added) pada produk akan diekspor.Â
Baca Juga: Terus Merangkak, Harga Batubara Kembali Dekati US$400/Ton
Namun tren bullish harga komoditas juga diprediksi akan tetap berlanjut sepanjang tahun ini. Hal ini tentu akan menopang kinerja emiten-emiten di sektor tambang dan energi. Â
Tren bullish ini dipicu oleh rendahnya nilai investasi (underinvestment) pada bahan bakar fosil, yaitu batubara, minyak mentah dan minyak serpih (shale oil). Faktor itu secara tidak langsung juga membuat produksi komoditas tersebut menjadi tersendat.Â