Pada awal pekan ini harga batubara langsung merangkak naik. Pada perdagangan Senin (6/6/2022), harga kontrak Juli di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 394,35 per ton, naik 0,9%. Kenaikan tersebut semakin mendekatkan ke level psikologis US$ 400 per ton.
Dalam sepekan, harga batubara menguat 4,8% secara point to point. Sementara dalam sebulan sudah melonjak 10%, sedangkan dalam setahun melesat 241,1%.
Penyebab kenaikan harga batubara adalah meningkatnya permintaan India, Eropa dan Australia. BUMN pertambangan India Coal India diperkirakan akan melakukan tender impor dengan sejumlah negara minggu ini dan Indonesia menjadi salah satu dari negara yang diincar menjadi pemasok.
Pemerintah India telah meminta Coal India untuk mengimpor 12 juta ton batubara selama periode Juli 2022-Juli 2023 untuk produksi listrik. Jika produsen listrik tidak melakukan pemesanan hingga Jumat, maka mereka akan mendapatkan sanksi dengan mengurangi kuota batubara lokal.
Baca Juga: Tanpa Disadari! Ini 7 Makna Helm Proyek Tambang
Permintaan batubara Eropa juga meningkat karena tenggat waktu sanksi pelarangan impor batubara dari Rusia, yaitu mulai 10 Agustus mendatang. Pasokan batubara melimpah karena pengiriman batubara dari Rusia meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Eropa dihadapkan pada persoalan pasokan untuk tahun depan.
Sementara Australia tengah pusing karena melonjaknya harga gas yang membuat harga listrik meningkat. Kemungkinan Australia akan meningkatkan penggunaan batubara untuk pembangkit listrik mereka. Karena batubara menjadi pilihan sumber energi untuk menekan lonjakan harga listrik.