Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi mineral dan batubara (minerba) pada 2021 mencapai US$ 5,98 miliar.
Strategi untuk mengejar target itu, pemerintah antara lain akan mengupayakan hilirisasi yakni dengan membangun pabrik fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral (smelter).
Sejatinya pemerintah memang lebih banyak mengandalkan investasi besar dari proyek hilirisasi pertambangan minerba.
“Kami akan memonitor secara ketat pembangunan smelter dan memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak bisa memenuhi target yang ditetapkan,” kata Ridwan Djamaluddin selaku Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM.
Sebagai informasi, realisasi investasi minerba di 2020 hanya sebesar US$ 3,7 miliar. Capaian tersebut di bawah realisasi tahun 2019 yang mencapai US$ 6,5 miliar.
Maka dari itu, kini pemerintah tampak serius untuk menggarap peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi batubara.
Selain menyiapkan insentif untuk para pengembang, pemerintah juga sudah memetakan potensi hilirisasi untuk komoditas batubara.
Muhammad Wafid Agung selaku Direktur Bina Program Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM mengungkapkan, hilirisasi batubara sudah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 (UU Minerba).
Yakni terdapat di pasal 102 terkait kewajiban peningkatan nilai tambah minerba, serta pasal 169 mengenai kewajiban pengembangan dan/atau pemanfaatan batubara bagi para pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) kelanjutan PKP2B.
Perkembangan hilirisasi batubara nantinya akan ditentukan berdasarkan jenis, potensi perusahaan yang akan mengembangkan, hingga kisaran investasi yang diperlukan untuk setiap proyeknya. Berikut rinciannya:
Pertama, untuk pengembangan batubara dengan jenis gasifikasi, terdapat beberapa perusahaan yang melakukan penjajakan. Yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan produk Dimethyl Ether (DME), Methanol dan MEG.
Selain PTBA, penjajakan juga sudah dilakukan oleh empat perusahaan PKP2B generasi pertama yang akan menjadi IUPK dengan kisaran investasi untuk proyek ini cukup besar yakni sekitar US$ 1,5 miliar – US$ 3 miliar.