Profesi geoteknik engineer menurut Keputusan Menteri ESDM RI nomor 1827 K/30/MEM/2018 adalah pengelolaan teknik pertambangan yang meliputi penyelidikan, pengujian contoh, dan pengolahan data geoteknik, penerapan rekomendasi geometri dan dimensi bukaan tambang, serta pemantauan kestabilan bukaan lereng.
Dalam hal penyelidikan, seorang geoteknik engineer dalam pertambang menyelidiki mengenai penentuan jumlah, kedalaman, lokasi pengeboran inti, deskripsi litologi, pengukuran, dan analisis struktur geologi.Â
Selain itu, dalam hal pemantauan kestabilan bukaan lereng, profesi ini bertanggung jawab untuk memastikan kestabilan lereng dan tindak lanjut hasil pemantauan.
Jika terjadi longsor, geoteknik engineer akan melakukan pemeriksaan dan analisis ulang geoteknik.Â
Geoteknik engineer memiliki keterampilan mendasar dalam pelatihan pertambangan, sipil, dan geologi yang terlibat dalam desain dan operasi tambang, serta fasilitas infrastruktur lainnya.
Profesi ini mengkhususkan diri dalam keahlian spesialis di bidang terkait geologi, kegempaan, geohidrologi, hidrogeologi, geokimia, dan geofisika.
Peran mereka dalam pertambangan juga bertugas untuk membuat dan merancang jalan, dasar-dasar pondasi, kolam, dan sejumlah fasilitas infrastruktur lainnya untuk tambang.
Ketika mineral dari bijih telah didapatkan juga geoteknik engineer berperan untuk menangani waste dump bijih dan ekstrak mineral lainnya.Â
Baca Juga: Inilah Tugas Geotechnical Engineering di Pertambangan
Profesi ini juga sangat berperan penting dalam mitigasi potensi bahaya di suatu daerah yang berkaitan dengan bahaya ke geoteknikan atau rekayasa geoteknik.
Mereka akan berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam pertambangan sehingga menghasilkan analisis potensi bahaya yang cukup kuat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat melihat bahwa profesi ini dalam industri pertambangan berperan dari mulai kegiatan perencanaan, hingga kegiatan pasca tambang yang berkaitan dengan produksi dan produktivitas di lapangan.