Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten mengembangkan teknologi Ultra-Super Critical (USC) dan sistem penanganan polusi gas buang canggih yang minim polusi.
Teknologi USC memungkinkan PLTU menghasilkan listrik secara efisien dan cost efficient. Sebab jumlah batubara dan fuel oil yang dibutuhkan lebih sedikit dari sistem pembangkit lainnya, sehingga akan menghasilkan polusi yang lebih sedikit pula.
Teknologi ini memiliki thermal efficiency yang lebih tinggi daripada teknologi Subcritical dan Supercritical lain. Semakin tinggi thermal efficiency yang dihasilkan, maka semakin sedikit jumlah batubara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran.
Baca Juga : Pupuk Batubara Karya Anak Bangsa Diekspor ke Luar Negeri
Selain USC, PLTU Suralaya dilengkapi dengan sistem penanganan gas buang yang canggih. PLTU ini menggunakan sistem Electrostatic Precipitator, Flue Gas Desulphurization System, dan Selective Catalytic Converter.
Semua sistem di atas memiliki fungsinya masing-masing untuk membuat kandungan berbahaya gas buang dari hasil pembakaran itu berkurang, seperti Sulphur Oksida (SO2), partikulat padat saat dibuang ke udara.
PLTU Suralaya juga mengimplementasikan teknologi mutakhir yang minim polusi akibat dari pembakaran batubara. Salah satunya yaitu teknologi bernama low NOx Burner.
Teknologi ini menggunakan sistem yang dapat mengontrol campuran udara dan bahan bakar, sehingga menghasilkan kandungan Nitrogen Oksida (NOx) yang rendah.
NOx merupakan salah satu gas hasil pembakaran batubara yang cukup berbahaya apabila dilepas ke atmosfer dan dihirup manusia. Maka dari itu, hadirnya Iow NOX membuat kandungan bahaya pada gas NOx bisa berkurang.