Penerapan teknologi Ultra Supercritical (USC) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat menjadikan batubara tentu tetap menjadi pilihan yang relevan dan efisien mengingat besarnya kebutuhan dan sistem kelistrikan yang ada dari PLTU.Â
Hal ini karena teknologi USC dapat mendukung upaya ramah lingkungan dengan menekan menghilangkan sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit, sehingga emisi karbon yang dihasilkan PLTU dapat berkurang.
Hadirnya teknologi ini jelas memberikan angin segar dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia. Teknologi USC pada PLTU ini bisa membuat penggunaan batubara yang melimpah di Indonesia bisa lebih maksimal dalam menghasilkan energi listrik. Sehingga penggunaan batubara dalam PLTU masih sangat relevan untuk saat ini hingga tahun-tahun kedepannya.
Pengamat pertambangan, Singgih Widagdo mengungkapkan, selain menekan emisi, penerapan teknologi USC juga mampu meningkatkan efisiensi PLTU hingga 15% melalui proses pengaturan tekanan dan suhu uap yang masuk ke dalam turbin.Â
Baca juga :Â Batubara Mampu Terangi Indonesia Sampai 300 Tahun
Teknologi USC ini tengah gencar diterapkan di beberapa PLTU di Indonesia, mulai dari PLTU Jawa 7 yang berlokasi di Serang, Banten dan akan dilanjutkan ke beberapa PLTU lainnya.Â
Dengan kapasitas yang besar dan penggunaan teknologi terkini, Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dapat ditekan. Adapun BPP PLTU Jawa 7 adalah senilai US$4,2 sen per kWh, jauh lebih rendah dibanding BPP PLTU lama yang mencapai US$5-US$6 sen per kWh.