Guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Dwiwahju Sasongko berhasil menciptakan batubara ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakukan bersama dengan Dr Winny Wulandari dan Dr Jenny Rizkiana, untuk membuat batubara hibrida.
Batubara hibrida yang ramah lingkungan itu dibuat dengan mencampurkan partikel batubara dan biomassa (misalnya serbuk gergaji kayu), lalu menggunakan perekat (binder). Setelah itu diproses dengan pirolisis pada temperatur rendah atau dikenal juga torefaksi.
Pada proses tersebut sebagian bahan volatil mengalami dekomposisi dan terlepas dari matriks batubara/biomassa. Hal ini bertujuan agar nilai kalor bahan bakar padat lebih tinggi, dibandingkan nilai kalor umpan.
Kandungan biomassa berubah menjadi hidrofobik sehingga tidak mudah membusuk dan tingkat ketergerusan meningkat.
Sehingga pengecilan ukuran partikel batubara hibrida untuk umpan Fluidized Bed Combustion (FBC) maupun PF lebih mudah dilakukan.
Prof Song mengatakan emisi CO2 pada pembakaran batubara hibrida lebih rendah dibandingkan dengan batubara umpan, dikarenakan hasil CO2 pembakaran biomassa adalah CO2 netral.
Ia juga menyebutkan jika saat ini Indonesia memiliki cadangan batubara terbanyak ke-9 atau setara dengan 2,2 persen cadangan batubara dunia.
Namun sangat disayangkan sebanyak 80 persen cadangan batubara Indonesia termasuk batubara peringkat sedang dan rendah. Nilai kalornya berada kurang dari 5000 kkal/kg.
Kelestarian lingkungan menjadi latar belakang terciptanya batubara hibrida ini. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas bumi (gas alam) tidak terlalu banyak menghasilkan emisi karbon dioksida dibanding dengan batubara.
Berada di abad ke-20 sudah banyak orang-orang yang menyerukan penggunaan batubara. Pembakaran batubara menyebabkan terbentuknya emisi gas rumah kaca (GRK), dan juga berpotensi untuk mencemari lingkungan dengan senyawa NOx dan Sox yang menyebabkan hujan asam.
Baca Juga : Bagaimana Membuat Industri Tambang Jadi Ramah Lingkungan?
Pada kenyataannya batubara masih jadi salah satu sumber energi utama, terlebih bagi sektor industri. Hal ini didorong oleh cadangan melimpah, biaya investasi peralatan yang lebih rendah, dan teknologi yang sudah mendukung.
Untuk itu teknologi batubara hibrida ini merupakan terobosan baru agar batubara tetap dapat digunakan, serta aman bagi kelestarian lingkungan.