ilmutambang.com – Sepanjang 2022 emiten batubara perusahaan induk PT Kideco Jaya Agung, PT Indika Energy Tbk.(INDY) telah mencatat lonjakan pendapatan dan laba yang membuat harga sahamnya melambung di awal perdagangan Selasa (28/3/2023).
Emiten bersandi INDY ini melaporkan laba bersih sepanjang 2022 meroket 684,57 persen dari US$57,7 juta pada 2021 menjadi US$452,7 juta pada 2022 atau setara dengan Rp7,05 triliun.
Laba bersih tersebut bersumber dari pendapatan yang diterima INDY sepanjang 2022 senilai US$4,33 miliar atau setara dengan Rp67,51 triliun.
Sejalan dengan lonjakan pendapatannya tersebut, harga saham INDY tercatat naik signifikan, yaitu 190 poin atau 9,18 persen ke Rp2.260 pada perdagangan Selasa (28/3/2023) pukul 09.58 WIB,
Meskipun mengalami kenaikan, harga saham INDY sepanjang 2023 berjalan masih tercatat turun 17,58 persen dan dalam setahun turun 11,37 persen. Namun pada saat yang sama, INDY menurunkan target produksi batubaranya menjadi hanya 32,8 juta ton pada 2023 ini.
Target produksi batubara INDY tahun ini sebanyak 31 juta ton akan dihasilkan Kideco dan sebesar 1,8 juta ton dari Multi Tambangjaya Utama (MUTU).
Hingga kuartal III/2022, penjualan batubara pelanggan luar negeri INDY tumbuh 83,86 persen menjadi US$2,43 miliar. Sementara penjualan batubara dalam negeri turun 11,52 persen menjadi US$399,77 juta.
Sedangkan pendapatan kontrak dan jasa INDY sampai dengan kuartal III/2022 juga meningkat 42,37 persen menjadi US$252,59 juta. Sementara beban kontrak dan penjualan INDY juga meningkat menjadi US$2,04 miliar dari US$1,47 miliar. Hal ini membuat laba kotor tetap naik signifikan menjadi US$1,08 miliar dari US$519,45 miliar.