ilmutambang.com – Pemprov Jateng menjalin kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk memanfaatkan sisa pembakaran batubara atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) PLTU. Limbah batubara ini dimanfaatkan untuk membangun tanggul sementara di sepanjang pesisir pantai utara (Pantura).
Kerja sama ini sesungguhnya bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur pesisir pantai, yaitu mengatasi penurunan tanah di pesisir Pantai Utara (Pantura). Maka kebutuhan bahan baku pembuatan tanggul sementara dipasok menggunakan sisa abu pembakaran batubara di PLTU.
View this post on Instagram
PLN Wilayah Jawa Tengah mengoperasikan PLTU Tanjung Jati B di Jepara, PLTU di Rembang dan PLTU Adipala di Cilacap. PLTU Tanjung Jati B menghasilkan FABA sekitar 359.000 ton per tahun, sementara PLTU Rembang menghasilkan 67.000 ton per tahun dan PLTU Adipala sebesar 80.000 ton.
Sementara itu selama ini, PLN telah mengolah sisa abu pembakaran menjadi bahan baku bangunan untuk keperluan infrastruktur masyarakat.
PLN menggandeng beberapa pihak, seperti UMKM lokal untuk bekerja sama mengolah FABA menjadi berbagai macam bahan baku bangunan maupun campuran bahan baku bangunan. Seperti paving block, batako, buis beton, mortar, pembangunan jalan, beton struktural, semen pozolan hingga geobag untuk penahan banjir dan tetrapod untuk penahan abrasi pantai.
Seluruh produk bahan baku bangunan hasil dari pengolahan FABA tersebut telah melewati pengujian dan di verifikasi kualitas oleh beberapa perguruan tinggi di Jawa Tengah, seperti Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Kawan tambang, pemanfaatan FABA tersebut merupakan bukti nyata bahwa PLN telah berhasil mengolah sisa dari operasional pembangkitnya. Sehingga pembangkit PLN tidak hanya menjadi sumber tenaga listrik, tetapi juga mampu menyediakan bahan baku bagi pembangunan infrastruktur, menjaga dan melestarikan lingkungan serta menggerakkan roda ekonomi masyarakat di Jawa Tengah.