Studi kelayakan tambang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin memulai proses penambangan.
Manfaat dari studi kelayakan ini yakni untuk meyakinkan bahwa area yang akan ditambang memang layak digunakan sebagai wilayah pertambangan.
Studi kelayakan tambang disebut juga sebagai tahapan pre-pertambangan.
Pada kegiatan ini, dilakukan beberapa hal yang disebut prospecting atau penyelidikan umum terhadap area yang ditargetkan untuk ditambang.
Studi ini dilakukan untuk melihat dan meneliti kandungan bahan tambang yang dimiliki oleh area tersebut. Yang pertama dilakukan adalah studi kelayakan ekonomi.
Dalam hal ini, bertujuan untuk melihat bagaimana kelayakan area tersebut dari segi ekonomi dan kegiatan atau manfaat ekonomi apa yang bisa diambil dari area tambang tersebut.
Selanjutnya, studi kelayakan ini juga melihat dari segi teknik. Dalam hal ini berkaitan dengan penerapan teknik atau teknologi di area yang ditargetkan.
Pada kegiatan ini dilaksanakan dengan menganalisa mengenai bagaimana kelayakan, peluang dan kemampuan teknologi yang mendukung operasi pertambangan.
Tidak hanya itu, hal terpenting yang harus dilakukan dalam studi kelayakan tambang adalah menganalisa mengenai keadaan lingkungan di area tambang.
Baca Juga: Digitalisasi Teknologi Industri Pertambangan di Indonesia
Studi pada tahapan ini melihat bagaimana kondisi tanah, air, energi, atau mineral dari area tersebut, serta keadaan tanaman dan hewan disekitarnya.
Studi kelayakan tambang pada segi lingkungan juga berkaitan dengan studi Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) yang mendalam mengenai dampak besar dan penting dari satu kegiatan pertambangan.Â
Hasil dari keseluruhan studi kelayakan ini kemudian dijadikan dasar untuk mengambil keputusan mengenai apakah area tersebut layak dijadikan area pertambangan atau tidak.