DME Pengganti LPG – Pada awal Januari 2022 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan proyek hilirisasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) yang berada di Muara Enim, Sumatera Selatan. Hal itu dianggap sebagai langkah awal mendorong produksi batubara nasional.
Hilirisasi industri khususnya Sumber Daya Alam (SDA) merupakan salah satu dari tiga strategi besar ekonomi Indonesia di masa depan bersama digitalisasi UMKM dan ekonomi hijau.
View this post on Instagram
Presiden mengatakan proyek DME ini sangat penting karena bisa berperan sebagai pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG), sehingga bisa mengurangi impor LPG yang selama ini mencapai 6-7 juta ton per tahun atau sekitar 80 persen dari kebutuhan LPG dalam negeri.
Proyek DME di Tanjung Enim ini rencananya beroperasi selama 20 tahun. Dengan utilisasi 6 juta ton batubara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun, sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.
Lantas, apa si DME itu? Apakah benar bisa menghasilkan kualitas serupa LPG?
DME merupakan salah satu jenis alternatif bahan bakar pengganti LPG. DME sendiri adalah hasil olahan atau pemrosesan sedemikian rupa dari batubara berkalori rendah.
Melansir indonesia.go.id, program gasifikasi batubara atau DME dapat meningkatkan nilai tambah dari batubara. Pembentukan menjadi produk batubara menjadi gas atau DME merupakan proses konversi batubara menjadi produk gas.
Baca Juga Artikel Gasifikasi Batubara Diprediksi Jadi Primadona Bisnis Tambang
Karakteristik DME juga memiliki kemiripan dengan komponen LPG, yakni terdiri atas propan dan butana, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sesuai LPG.
DME termasuk senyawa bening yang tidak berwarna, ramah lingkungan dan tidak beracun. Selain itu, DME mempunyai nyala api biru hampir sama dengan LPG.
Nah itu dia penjelasan mengenai DME, si pengganti LPG dari hasil olahan batubara. Gimana pendapatmu kawan tambang, apakah DME bisa benar-benar menggantikan LPG untuk kebutuhan rumah tangga?