Batubara merupakan salah satu sumber energi yang menunjang kebutuhan manusia. Komoditas yang sering disebut sebagai ‘Emas Hitam’ ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur utama yang menyusunnya batubara adalah karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan, misalnya pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genting, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia dan lain-lain.
Mengenal Karakteristik dan Jenis Batubara
Faktor-faktor yang menentukan karakter dari batubara antara lain, jenis tumbuhan penyusun dan pengotor yang terdapat pada batubara tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi kadar abu pada batubara.
Selain itu, suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan juga merupakan faktor penting pembentukan batubara, yang disebut sebagai maturitas organik.
Tahap awal pembentukan batubara dimulai dengan perubahan material tumbuhan menjadi gambut, yang kemudian berubah menjadi lignit. Karena bertambahnya suhu dan tekanan, lignit mengalami perubahan secara bertahap menjadi batubara sub-bituminus. Kemudian bituminus dan sebagai peringkat tertinggi menjadi antrasit.
Antrasit, batubara dengan peringkat yang lebih tinggi umumnya lebih keras, memiliki kandungan karbon lebih banyak, tingkat kelembaban lebih rendah dan menghasilkan energi lebih banyak.
Potensi Batubara di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu eksportir batubara terbesar dunia. Cadangan batubara Indonesia meski hanya 0,5 persen dari cadangan dunia. Namun dilihat dari produksinya, Indonesia merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton.
Batubara dapat dijumpai di sejumlah pulau di Nusantara, di antaranya yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batubara di kedua pulau tersebut sangat besar. Pertambangan batubara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatera Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).