Indonesia memiliki cadangan timah terbesar ke-2 di dunia setelah China. Total cadangan timah Indonesia mencapai 800 ribu ton atau 17 persen dari total cadangan dunia, yakni 4,74 juta ton.
Sementara China di posisi pertama, dengan cadangan timah sebanyak 23 persen dari total cadangan dunia. Kemudian Brazil yang memiliki cadangan timah dunia sebesar 15 persen.
Tercatat 91 persen dari cadangan timah Indonesia terdapat di Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah izin usaha pertambangan (IUP) di daerah tersebut mencapai 482 IUP. Sedangkan, total wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 862.761,98 hektare (ha).
Pemerintah akan melarang ekspor timah secara mentah. Pemerintah ingin Indonesia mengekspor produk olahan timah sehingga nilai tambahnya meningkat, sehingga pemerintah akan menyiapkan industri pengolahan timah dalam jumlah yang masif.
Oleh karena itu, pemerintah sedang berdiskusi dengan berbagai pihak untuk menjadi investor dalam menyiapkan industri hilirisasi tersebut. Karena hilirisasi timah dapat meningkatkan nilai tambah hingga 16 kali lipat.
Disamping itu juga pemerintah akan mengembangkan konsep ekosistem timah untuk mencegah pertambangan ilegal dan menambah pendapatan negara.
Baca Juga: Tambang Timah, Andalan Destinasi Wisata Belitung Timur di G20
Dengan demikian, semua bijih timah yang dihasilkan masing-masing pemilik IUP, hanya masuk ke pemilik IUP saja sehingga pemungutan pajak dapat dilakukan lebih tertib dan sempurna.
Di sisi lain, pelaku industri timah bukan hanya PT Timah saja. Namun banyak pelaku usaha yang juga memiliki tempat pemurnian logam (smelter) tetapi belum tentu memiliki IUP.Â
Smelter milik swasta itu juga bisa dimanfaatkan apabila ekspor membutuhkan kapasitas di luar kemampuan PT Timah. Diharapkan hal ini dapat menstabilkan dan menentukan harga timah dunia. Â