tDalam ajang Presidensi G20 nanti, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memperkenalkan destinasi wisata sejarah pertambangan bijih timah (Geosite Open Pit Nam Salu).Â
Wisata sejarah tersebut akan dipamerkan saat berlangsungnya pertemuan pemimpin anggota G20 di Belitung Timur.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah setempat memilih fokus mempromosikan destinasi wisata sejarah pertambangan bijih timah karena memiliki sejarah cukup penting dalam lintas waktu dan lini masa.
Di Indonesia, timah hanya ditemukan di Pulau Bangka, Belitung, Singkep dan Karimun Kundur.
Kehadiran penambangan timah ratusan tahun yang lalu menyisakan bekas-bekas tambang yang mempunyai dampak signifikan dalam perkembangan sosial, budaya, ekonomi dan pariwisata.
Melihat dari jejak sejarah, Geosite Open Pit Nam Salu merupakan destinasi wisata sejarah tambang timah terbuka yang terdalam dan terbesar di Asia Tenggara, yaitu sekitar 100 meter, yang memiliki kawah besar berwarna hijau dan gua bekas penambangan.
Geosite yang berlokasi di Desa Senyubok, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur ini sudah beroperasi dari 1980-1993 dan menghasilkan 500 ribu ton bijih timah dengan kadar 2 persen. Ini merupakan endapan bijih timah primer terbesar dalam satu cebakan yg pernah ditemukan.
Baca Juga: Top! Laris Manis, Harga Timah Naik 7 Hari Beruntun
Sejarah Open Pit ini tidak lepas dari pertambangan biji timah yang pada awalnya dilakukan oleh Belanda, dengan mendatangkan buruh tambang dan menggalinya hingga membentuk cekungan yang dalam.Â
Badan Pengelola Geopark Pulau Belitung sudah mengajukan anggaran rencana pengembangan Geopark untuk membangun sarana pendukung objek pariwisata prioritas di 5 geosite di Kabupaten Beltim, salah satunya Open Pit. Masyarakat setempat juga mendukung upaya pemerintah tersebut.Â