Jumat, September 13, 2024
Berita Tambang512 Tambang Timah Siap Hasilkan Harta Karun Langka, Apa Itu?

512 Tambang Timah Siap Hasilkan Harta Karun Langka, Apa Itu?

Rare Earth Element atau Logam Tanah Jarang (LTJ) merupakan harta karun langka yang dimiliki oleh Indonesia. Namun belum digarap sama sekali, padahal dunia sedang berlomba-lomba mencarinya karena manfaatnya begitu besar bagi dunia modern ini.

Komoditas ini diberi nama logam tanah jarang karena dianggap keberadaan logam ini memang jarang ditemukan. Namun pada kenyataannya, LTJ ini melimpah, bahkan melebihi unsur lain dalam kerak bumi.

LTJ merupakan produk samping timah, yaitu bastnaesite, monasit, xenotim, zirkon, dan apatit. Mineral tersebut merupakan mineral ikutan dari mineral utama seperti timah, emas, bauksit, laterit nikel, hingga batubara.

Di tengah kemajuan teknologi saat ini, logam tanah jarang ini sangat dibutuhkan. Sehingga banyak negara yang mengincar logam tanah jarang ini tidak tanpa alasan.

Baca Artikel  Indonesia Kabarkan Garap Logam Tanah Jarang Bersama China

Logam tanah jarang merupakan bahan baku berbagai macam peralatan teknologi canggih. Mulai dari baterai, telepon seluler, komputer, juga industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Logam tanah jarang (LTJ) ini merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk “critical mineral” LTJ terdiri dari 17 unsur, yaitu scandium (Sc), samarium (Sm), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), europium (Eu), gadolinium (Gd), promethium (Pm), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Baca Juga: Harta Karun Langka Tembaga Indonesia urutan Ke-7 Dunia!

Baca Artikel  Mengenal Logam Tanah Jarang, 'Harta Karun' di Lumpur Lapindo

Secara geologi, ketujuh belas unsur logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan. Namun unsur-unsur tersebut sangat sulit untuk dikembang karena konsentrasinya yang rendah dan tidak menguntungkan secara ekonomi.

Setidaknya sudah ada 512 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang berpotensi menghasilkan logam tanah jarang utama seperti monasit dan senotim dari proses pengolahan bijih timah.

Total IUP Operasi Produksi timah mencapai 534 dan 3 IUP Eksplorasi, sehingga total IUP di pertambangan timah yang aktif mencapai 537 IUP.

Ratusan IUP tersebut tersebar di Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer