Menguatnya ekspektasi permintaan timah setelah pelonggaran di Shanghai dan Beijing membuat persediaan di gudang mulai susut. Sehingga harga timah dunia naik untuk 7 hari beruntun.
Pada pukul 16.40 WIB, Rabu (8/6/2022) harga timah dunia tercatat US$ 37.100/ton, melonjak 2,85% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya.
Ini akibat meningkatnya permintaan setelah Shanghai dan Beijing mulai melonggarkan pembatasan Covid-19 pada aktivitas masyarakatnya.
Masyarakat Beijing diizinkan makan di dalam ruangan, sehingga ibu kota China itu kembali normal.
Selain restoran masyarakat boleh beraktivitas di kantor. Pekerja di beberapa wilayah sudah diwajibkan bekerja di kantor.
Pada 2020, China merupakan konsumen timah terbesar di dunia, dengan jumlah konsumsi sebesar 216.200 ton. Sehingga permintaan dari China tersebut dapat mengungkit harga timah dunia.Â
Baca Juga: 5 Negara Penghasil Timah Terbesar di ASEAN! Indonesia Juara
Sementara itu persediaan timah dunia menurut bursa logam London (LME) pada 7 tercatat 3.035 ton, telah turun sebesar 3.285 ton.
Timah merupakan komoditas global yang dapat diolah menjadi bahan baku produk elektronik, seperti timah solder, tin chemical, plat timah (tinplate), lead acid batteries, copper alloys dan lainnya.
Indonesia adalah negara penghasil timah kedua terbesar di dunia setelah China. Namun hilirisasi timah Indonesia baru 10% dari kegiatan ekspor timah yang dilakukan.
Sumber daya timah Indonesia tercatat mencapai sekitar 2,88 juta ton logam dan 10,78 miliar ton bijih timah.
Sementara pada 2020 produksi logam timah tercatat sebesar 54.260 ton, turun dari 76.390 ton pada 2019.Â