Jumat, September 13, 2024
Berita TambangMenjadi Kontributor PNBP Utama, Bisakah Lepas dari Batubara?

Menjadi Kontributor PNBP Utama, Bisakah Lepas dari Batubara?

Industri pertambangan batubara masih tercatat sebagai salah satu sumber daya terpenting bagi Indonesia. Pasalnya, komoditas si pasir hitam ini memiliki kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan negara setiap tahunnya, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sampai September 2022, realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) tercatat telah menyentuh Rp 127,90 triliun atau 301,88% dari rencana target penerimaan tahun 2022 ini yang sebesar Rp 42,37 triliun.

Dari total penerimaan pajak tersebut 70-80 persen berasal dari sektor pertambangan minerba, selebihnya berasal dari mineral seperti tembaga, emas, timah, nikel dan lainnya. 

Tak hanya menjadi salah satu penyumbang PNBP bagi negara, permintaan si emas hitam ini juga tercatat sangat tinggi. Hal tersebut lantaran krisis yang terjadi belakangan ini akibat perang Rusia-Ukraina sejak Februari lalu. 

Belum lama ini, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencatat ekspor batubara dari Indonesia ke Eropa mencapai jumlah yang fantastis dan menjadi terbesar pertama dalam sejarah, yakni mencapai 3,5 juta ton sampai 4 juta ton sampai pada Oktober 2022 ini.

Baca Artikel  3 Peran Penting Public Relation Bagi Perusahaan Pertambangan

Tingginya angka ekspor ini tentu menambah pemasukan bagi negara dari sektor batubara. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai Rabu (19/10/2022), total ekspor batubara dari Indonesia ke eropa naik dan nilainya mencapai US$161,69 juta. 

Melihat kontribusi yang telah diberikan batubara bagi negara, tentunya sumber daya alam ini sudah sebaiknya harus dijaga dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. 

Maka dari itu, pengelolaan batubara harus dapat dilakukan secara optimal demi mendongkrak perekonomian negara, terutama tanpa perlu mengorbankan aspek ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat sekitar area pertambangan. 

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer